[ad_1]
Badan-badan PBB sedang mempersiapkan kampanye vaksinasi polio untuk semua anak berusia di bawah lima tahun di Afghanistan, negara di mana penyakit yang berpotensi melumpuhkan itu masih tetap ada meskipun kampanye polio telah digalakkan selama lebih dari 30 tahun dan penyakit itu hampir diberantas di seluruh dunia.
Dosis vaksin akan mulai diberikan di Afghanistan pada 8 November, yang pertama dalam tiga tahun, setelah pemerintah baru Taliban memberikan persetujuan.
Direktur Pemberantasan Polio WHO Untuk Mediterania Timur Dr. Hamid Jafari mengatakan pada VOA, “ini adalah perkembangan besar. Kini kita dapat pergi ke seluruh penjuru Afghanistan dan melakukan vaksinasi dari rumah ke rumah.”
Ia menggambarkan kampanye mendatang ini sebagai “kombinasi nyata dari kegembiraan dan ketakutan yang ekstrem. Gembira karena akhirnya ada kesempatan untuk memberantas polio secara nyata.”
Lebih jauh ia mengingatkan bahwa virus itu mungkin masih “mengintai sebagian populasi yang sulit dijangkau,” sehingga sangat penting bagi WHO untuk “mempertahankan momentum untuk memvaksinasi anak-anak sehingga tidak ada tempat untuk virus ini.” “Afghanistan dan Pakistan sama-sama harus benar-benar mengubah sikap,” ujar Jafarin.
Masih adanya polio di Afghanistan dan Pakistan menunjukkan bahwa penyakit ini masih terus merebak di seluruh dunia. WHO akan memulai upaya vaksinasi bulan Desember nanti.
Rotary International, yang mengkoordinasikan program pemberantasan polio di dunia, memperkirakan “ratusan ribu anak dapat lumpuh” jika polio tidak diberantas dalam 10 tahun ke depan.
WHO mengumumkan kampanye vaksinasi polio itu pada 19 Oktober lalu, lima hari sebelum peringatan Hari Polio Sedunia yang merupakan bagian dari Inisiatif Pemberantasan Polio GPEI oleh Rotary International.
Menurut Rotary International, sejak GPEI digagas pada tahun 1988 – di mana ketika itu setiap tahun ada 350.000 kasus di 125 negara – kini kasus polio telah dipangkas hingga 99,9%.
Selama tiga tahun terakhir ini Taliban melarang tim yang diorganisir PBB melakukan vaksinasi dari rumah ke rumah di beberapa bagian Afghanistan yang mereka kuasai. Larangan itu dan berakhirnya perang di Afghanistan baru-baru ini telah membuat 3,3 juta dari 10 juta anak di negara itu pada periode tersebut tidak menerima vaksinasi.
Taliban belum mengomentari kesepakatan untuk vaksinasi polio itu, tetapi Jafari mengatakan “Taliban selalu mendukung pemberantasan polio. Faktanya program pendidikan polio dimulai di Afghanistan ketika Taliban memerintah” pada tahun 1996-2001.
Jafari mengatakan pembatasan vaksinasi yang diberlakukan Taliban “benar-benar karena pertimbangan keamanan dan bentuk konflik saat itu, dan kini telah berubah secara drastis… komitmen mereka untuk mendukung pendidikan polio tetap sama, dan ini (kesepakatan.red) merupakan cerminan hal itu.”
Ditambahkannya, WHO senantiasa “melakukan dialog” dengan Taliban, guna mempertahankan “program yang sangat netral dan tidak memihak ini” yang membuat anak-anak “dimana pun mereka berada” dapat tetap divaksinasi polio. [em/rs]
[ad_2]
Source link