Kematian Akibat Overdosis Capai 100.000

oleh
Kematian Akibat Overdosis Capai 100.000

[ad_1]

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) memproyeksikan 100.000 warga Amerika meninggal akibat overdosis obat antara Mei 2020 – April 2021, atau berarti meningkat 30% dibanding tahun sebelumnya.

Meskipun bukan hitungan resmi, CDC mengatakan sejauh ini dapat mengkonfirmasi 98.000 kematian selama periode itu, dan memperkirakan jumlah total akan mencapai 100.300 kematian setelah penyebab kematian dinyatakan secara resmi. Diperlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelidiki dan menangani kematian akibat narkoba.

Sejumlah pakar mengatakan meningkatnya ketersediaan opioid yang mematikan, terutama fentanyl, menjadi pendorong utama. Dari jumlah kematian akibat overdosis itu, 64% disebabkan oleh fentanyl.

Faktor lainnya adalah pandemi COVID-19 yang membuat para pengguna narkoba sulit mendapatkan pengobatan atau dukungan.

Direktur Institut Nasional Penyalahgunaan Narkoba Dr. Nora Volkow kepada CNN mengatakan “apa yang kami lihat adalah dampak pola krisis (COVID-19) dan munculnya obat-obatan yang lebih berbahaya, dengan harga yang jauh lebih rendah.” Ditambahkannya, “dalam krisis sebesar ini, mereka yang sudah menggunakan obat-obatan mungkin semakin membutuhkan jumlah yang lebih tinggi, sementara mereka yang sedang dalam tahap pemulihan kemungkinan justru kambuh kembali. Ini adalah fenomena yang kita lihat dan mungkin dapat diprediksi.”

Dalam sebuah pernyataan, Presiden Joe Biden menyebut angka itu sebagai “tonggak yang tragis,” dan menegaskan pemerintahnya “berkomitmen melakukan segala daya upaya untuk mengatasi kecanduan dan mengakhiri epidemi overdosis.”

Kematian akibat overdosis saat ini lebih umum dibanding kematian akibat kecelakaan mobil, senjata api dan flu.

Penyakit jantung adalah penyebab kematian nomor satu di Amerika, yang pada tahun 2019 membunuh 660.000 orang. [em/jm]

[ad_2]

Source link