Kekejaman Kelompok Separatis Teroris Membuat Kacau di Papua, Ditangkis Mereka Buat Rilis Berbahasa Inggris

oleh -39 views
Kekejaman Kelompok Separatis Teroris Membuat Kacau di Papua, Ditangkis Mereka Buat Rilis Berbahasa Inggris

Pihak Asing Ikut “Bermain” di Tanah Papua?

TIRAS.id –Yang jelas, kekejaman Kelompok Separatis Teroris (KST) membuat resah. Meneror masyarakat, membakar pesawat Maskapai Susi Air dan penyanderaan pilot pesawat tersebut yang merupakan warga negara Selandia Baru.

TNI tidak gegabah melakukan tindakan. Lebih mengedepankan penyelesaian permasalahan yang humanis. Hal tersebut dipilih karena dirinya tidak menginginkan warga sipil yang menjadi korban bila digelar operasi militer.

Meskipun pada awalnya tampak lamban dan terkesan tak berhasil, namun kini strategi Panglima TNI mulai membuahkan hasil.

Sampai saat ini masyarakat masih berlindung di Gereja Titigi, Gereja Dugusiga, rumah-rumah dekat Pos Apkam dan rumah Osea Sani dekat Pos Holomama. Pasukan TNI Satgas YPR 305/TKR masih terus memberikan bantuan logistik kepada masyarakat yang berkumpul di rumah Osea Sani.

Gambaran kondisi terkini di Kab. Intan Jaya tersebut merupakan salah satu buah kesabaran dan kecermatan pengambilan keputusan Panglima Yudo Margono dalam menangani permasalahan di Papua.

Hal tersebut sekaligus membuktikan bahwa masyarakat Papua tidak mendukung gerakan KST/OPM yang justru meresahkan dan merugikan masyarakat Papua sendiri. Dan kini dibawah Komando Panglima TNI, warga Papua sudah mulai berani untuk menyuarakan aspirasinya untuk menolak dan melawan KST/OPM.

Upaya-upaya tersebut tentunya harus mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Agar penyelesaian permasalahan Papua dapat dilakuan dengan cara yang baik dan tidak merugikan masyarakat umum. Sesuai dengan strategi dan pendekatan humanis yang dilakukan Panglima TNI Yudo Margono.

Masyarakat Indonesia kembali sangat terkejut lagi, tatkala KST membuat onar, tega membunuh aparat, yang sedang berjaga demi kehormatan Indonesia. Malah diserang sampai pembunuhan dengan senjata.

Berita secara sistematis dilakukan oleh pihak KST dengan menyebar rilis berbahasa Inggris ke media-media Internasional. Tentunya dengan versi mereka, ya ancaman tindakan balas dendam oleh pihak KST/OPM atas korban dari pihaknya.

Padahal, masyarakat Indonesia sejatinya sudah “gemas” dan kesal dengan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua makin meresahkan karena mereka merampok dan memperlakukan korbannya dengan sangat tidak pantas.

Kekejian KST membuat mereka layak ditindak agar tidak ada lagi korban selanjutnya, terutama dari rakyat sipil.

Papua saat ini terkenal oleh beberapa hal: pariwisata, alam yang natural serta hasil pertaniannya. Akan tetapi ada 1 hal negatif yang membuat nama Bumi Cendrawasih jadi naik di media, yakni OPM dan KST.

Mereka kompak ingin merdeka dari Indonesia dan tidak percaya pada hasil Pepera (penentuan pendapat rakyat), padahal peristiwa itu sudah terjadi puluhan tahun lalu.

Untuk memperlancar aksinya, maka KST sengaja membuat kerusuhan, baik menjelang ulang tahun OPM tanggal 1 Desember, maupun di hari lain. Sudah hampir tak terhitung peristiwa tragis yang mereka lakukan. Mereka tak punya rasa malu dan kekejamannya sudah di luar batas.

Apalagi anggota KST juga berniat melakukan perampokan sehingga merugikan warga Papua, seandainya aksi itu berhasil. KST sudah sering juga melakukan penyerbuan dan pencurian dan korbannya tentu warga sipil yang tidak punya senjata untuk membela diri.

Akhir-akhir ini KST dikabarkan mengalami kesulitan finansial, ditambah dengan efek pandemi yang juga berdampak pada mereka. Ketika tidak punya uang atau bahan makanan maka mereka memilih untuk merampok dan korbannya adalah rakyat kecil.

Oleh karena itu masyarakat mendukung penuh pemberantasan KST agar tidak ada yang dirampok oleh kelompok pemberontak tersebut. Sampai ada yang komen, di grup wartawan ABRI 1990-2000, mereka bajingan ga bisa diberantas dengan bujuk rayu humanis.

KST sudah terlalu sering merusak perdamaian di Papua dan bahkan terlalu nekat untuk melakukan penyerangan dan perampokan. Kelakuan mereka yang sudah di luar batas memang harus dibalas dengan tindakan yang super tegas. Ini versi sipil seperti saya, yang juga paham HAM (Hak Azasi Manusia).

TNI sedang melawan isu internasional, takut melanggar HAM. Sementara KST jelas-jelas melanggar HAM, dengan menggorok warga, polisi, guru hingga ibu. Kok mereka tidak disebut melanggar HAM.

Sepertinya, TNI perlu payung politik dari Istana ya? What TNI and Polri, can do, jaee. Mengutip wartawan senior di WA groups. Eng-ing-eng.

Stephanus Slamet Budi Raharjo

#Penulis adalah Pengamat Sosial Budaya

https://id.wikipedia.org/wiki/S.S._Budi_Rahardjo