[ad_1]
Dalam jumpa pers secara virtual menyambut tibanya lima juta dosis vaksin Sinovac tersebut, Sekretaris Kementerian Keuangan Heru Pambudi menjelaskan di tengah kelangkaan vaksin COVID-19 di dunia saat ini, memastikan ketersediaan stok vaksin bukan hal mudah. Namun Indonesia termasuk negara yang berhasil mengamankan cadangan vaksin COVID-19 untuk kebutuhan dalam negeri.
“Kedatangan lima juta dosis vaksin jadi produksi Sinovac ini membuat total telah lebih dari 200 juta dosis vaksin diterima Indonesia, baik vaksin jadi maupun dalam bentuk bahan baku,” kata Heru.
Heru menambahkan dari sisi anggaran, Kementerian Keuangan tahun ini sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 57,75 triliun untuk program vaksinasi COVID-19 secara nasional. Dia menekankan semua pihak harus bekerjasama untuk melaksanakan percepatan dan perluasan program vaksinasi COVID-19.
Menurut Heru, yang paling penting dan utama adalah dukungan serta partisipasi masyarakat. Karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk segera mungkin mengikuti vaksinasi COVID-19 demi menjaga diri sendiri, keluarga dan negara.
Heru mengatakan sampai sekarang sudah lebih dari 57 juta rakyat Indonesia menerima suntikan vaksin COVID-19, termasuk 31 juta yang sudah menjalani vaksinasi lengkap atau dua dosis. Dari target 208 juta orang untuk membangun kekebalan komunitas maka pemerintah masih harus memvaksinasi sekitar 150 juta orang lagi.
Selain vaksinasi COVID-19, lanjut Heru, masyarakat harus disiplin pada pelaksanaan protokol kesehatan, termasuk memakai masker, menghindari kerumunan dan mematuhi aturan pembatasan mobilitas orang.
Anggota DPR Dorong Produksi Vaksin Nasional
Banjirnya vaksin COVID-19 produksi luar negeri membuat Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ingin pemerintah mendorong supaya vaksin COVID-19 buatan dalam negeri seperti Nusantara dan Merah Putih bisa segera dihasilkan.
Menurut Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Kurniasih Mufidawati, vaksin COVID-19 buatan sendiri mestinya juga dilibatkan dalam program vaksinasi nasional.
“Vaksin Merah Putih itukan sebenarnya sudah bisa kalau didorong dengan anggaran yang lebih besar, dengan perlatan yang lebih lengkap, SDM (Sumber Daya Manusia) yang lebih banyak, apa yang dibutuhkan oleh tim vaksin Merah Putih itu, rasanya nggak terlalu sulit untuk memproduksi itu dalam waktu dekat,” ujar Kurniasih.
Sejauh ini baru vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh tim yang dipimpin mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang telah menyelesaikan uji klinis tahap kedua dan diharapkan agar uji klinis tahap ketiga vaksin Nusantara segera dikerjakan.
Hingga saat ini belum ada kabar mengenai kapan uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 itu akan dilakukan.
WHO Sudah Terima Hasil Uji Klinis Vaksin Nusantara
Badan Kesehatan Dunia WHO telah menerima hasil uji klinis tahap kedua yang dilakukan terhadap vaksin Nusantara tersebut. Hal itu pun tertera dalam jurnal “Preventive Dendritic Cell Vaccine, AV-COVID-19, in Subjects Not Actively Infected With COVID-19” yang dipublikasi oleh clinicaltrials.gov.
Uji klinis vaksin Nusantara tersebut atas kolaborasi antara RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rumah Sakit Kariadi, Semarang dan PT AIVITA Biomedika Indonesia. Ujiklinis ini disponsori Aivita Biomedical, Inc.
Dari hasil uji klinis tahap kedua itu, tidak ditemukan gejala serius terhadap penerima suntikan vaksin Nusantara. Juga tidak ditemukan kelainan dari hasil pemeriksaan keamanan laboratorium.
Reaksi yang dialami pasien yang telah disuntik vaksin Nusantara juga bersifat umum, seperti pegal-pegal, memar, kemerahan dan gatal. Paling banyak yakni pegal di titik penyuntikan. [fw/em]
[ad_2]
Source link