Pemikiran Rahmat Shah: Kanker Prostat Bukan Vonis Mati

oleh -28 views

KORAN PRIORITAS —  Peluncuran buku Rahmat Shah, ‘Perjuangan, Pengabdian, Pemikiran Rahmat Shah’ dan ‘Kanker Prostat Bukan Vonis Mati’.

Hadir dalam acara tersebut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR RI Syarif Hasan, Wakil Ketua DPD RI Sultan Najamudin, Anggota DPR RI dan Duta Besar Turki, Duta Besar Palestina dan Puteri Rahmat Shah, Raline Shah.

Tampak hadir Syarif Hasan, Prof. Warsito, Bung Miing, Anggota DPD RI bersama DPR RI, dan juga diikuti secara virtual oleh Bapak Jusuf Kalla.

Pria berusia 70 tahun itu sempat di vonis memiliki sisa umur satu tahun akibat kanker prostat yang dideritanya pada tahun 2016.

Selain menjadi salah satu tokoh bangsa penerima tanda kehormatan Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden RI.

“Rahmat” International Wildlife Museum & Gallery sebagai Lembaga Konservasi satu-satunya di Asia yang memiliki lebih dari dua ribu spesies satwa yang kecil hingga yang terbesar dari berbagai negara.

Legend International Hall yang memiliki koleksi pribadi para legendaris dan maestro dunia terbanyak dan ditandatangai langsung oleh pemiliknya.

Dengan ikhtiarnya, karyanya, dan juga bukunya Rahmat Shah memberikan pengalaman spiritualitas yang luar biasa agar setiap cobaan bisa dihadapi dengan menemukan “keajaiban” Tuhan melalui do’a serta sedekah.

Ayah dari Ralin Shah yang merupakan salah satu artis papan atas di industri film tanah air ini dalam buku-bukunya juga memberikan pesan bahwa setiap kerja keras, ketekunan, kejujuran, kedisiplinan adalah kunci kesuksesan dalam menjalani hidup.

Menurutnya pula, apapun yang terjadi siapapun jangan pernah menyerah dan mesti segera bangkit lalu mencoba kembali pada setiap kegagalan.

Buku ‘Kanker Prostat Bukan Vonis Mati’, tidak saja menggambarkan kegigihan perjuangan Rahmat Shah melawan penyakit kronis.

“Salam hormat,” ujar Sultan Najamudin, Wakil DPD-RI dalam kata sambutannya.

Tokoh muda asal Bengkulu ini  mengaku banyak belajar dari sosok H. Rahmat Shah,  tentang kisah hidupnya, kiprah serta pemikirannya.

“Saya sangat setuju dengan prinsip hidupnya. Bahwa kebahagiaan sejati itu adalah memberi kebahagiaan kepada orang lain,” demikian Sultan memberi penuturan.

Dalam hal ini, Rahmat Shah serta keluarga tidak hanya memberi kebahagiaan bagi manusia, akan tetapi juga kepada satwa, yakni dengan melindungi keberadaannya serta kelestariaannya.

Dedikasi dan kepedulian kepada satwa Rahmat Shah telah memberikan pemahaman baru terhadap isu-isu lingkungan.

Beliau adalah sosok yang sangat konsistensi  dalam mengabdikan diri untuk negeri, juga konsisten dalam menulis buku.

Dari buku ini, kita semua bisa belajar bagaimana seorang tokoh Rahmat Shah dalam kapasitasnya sebagai pengusaha yang merintis karier dari bawah hingga sukses dan akhirnya memilih jalan filantropis seperti saat ini.

Rahmat Shah adalah sosok yang menginspirasi banyak orang untuk dapat berbuat bagi kemajuan bangsa.

Sebagai bangsa, Indonesa bangga dapat menemukan teladan yang totalitas mewakafkan dirinya untuk selalu berbuat hal-hal besar diluar kepentingan dirinya secara pribadi.

Maka perjalanan hidup yang penuh warna dari seorang Rahmat Shah merupakan pembelajaran bagi generasi yang akan datang untuk menggapai cita-cita demi terwujudnya kemaslahatan umat serta pembangunan bagi bangsa Indonesia.

Semoga sukses untuk karya besarnya Rahmat Shah, semoga buku ini bisa memberikan inspirasi yang positif bagi semua generasi kita demi kemajuan kehidupan bangsa serta negara yang kita cinta ini.