[ad_1]
Komite penasihat independen Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mendukung pemberian dosis darurat vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech kepada anak-anak berusia 5-11 tahun.
Meskipun anak-anak yang lebih muda dianggap jarang mengalami sakit parah atau meninggal karena COVID-19, kepala vaksin FDA Dr. Peter Marks mengatakan kepada tim panel Selasa (26/10) bahwa 1,9 juta anak-anak dalam kelompok usia 5 hingga 11 telah terinfeksi oleh virus corona dan 8.300 diantaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit di Amerika Serikat. Dari mereka yang dirawat di rumah sakit, sepertiga membutuhkan perawatan intensif, dan hampir 100 anak meninggal dunia.
Dengan persetujuan penggunaan vaksin pada anak-anak, para pejabat mengatakan mereka berharap langkah itu akan membantu menutup kesenjangan besar dalam kampanye vaksin di Amerika yang selama ini membuat khawatir para orang tua, pendidik dan pemimpin kesehatan masyarakat.
Regulator mengatakan vaksinasi bisa dimulai paling cepat pada minggu depan.
Pekan lalu, Gedung Putih mengatakan telah memperoleh cukup vaksin untuk 28 juta anak di Amerika Serikat yang telah memenuhi syarat untuk divaksin. Gedung Putih juga mulai membentuk jaringan dokter anak, apotek, dan penyedia layanan kesehatan lainnya untuk mendistribusikan suntikan dengan cepat.
FDA, yang tidak terikat dengan rekomendasi panel, akan membuat keputusan mengenai pemberian vaksin untuk anak-anak ini dalam beberapa hari ke depan.
Sementara menunggu persetujuan FDA, komite penasihat independen Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) diperkirakan akan mempertimbangkan proposal itu pada minggu depan.
Dalam perkembangan terkait, perusahaan farmasi Moderna yang berbasis di Amerika mengatakan uji klinis menunjukkan bahwa dosis rendah vaksin COVID-19 aman diberikan untuk anak-anak usia 6 hingga 11 tahun.
Studi itu belum dipublikasikan dalam jurnal dengan evaluasi antar para ahli, tetapi Moderna mengatakan akan segera mempresentasikan temuannya kepada FDA dan regulator obat global lainnya.
Sementara itu, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Uni Afrika akan membeli hingga 110 juta dosis vaksin Moderna. AU akan menerima 15 juta dosis sebelum akhir tahun, dan 35 juta dosis lagi akan tiba pada kuartal pertama 2022 dan sekitar 60 juta dosis pada kuartal kedua. [lt/rs]
[ad_2]
Source link