Dalam jurnalistik, wartawan investigasi dianggap memiliki kasta lebih tinggi, dan Budi Jojo membuktikan dedikasi dan kerja keras sebagai kunci sukses di bidangnya. Jika ada wartawan baru yang dilibatkan menjadi tim investigasi, biasanya dikemudian hari menjadi wartawan hebat.
Di luar kegiatan jurnalistik, Budi Jojo aktif dalam gerakan anti narkoba (narkotika dan obat terlarang). Sejumlah artis pun dilibatkan untuk menyuarakan bahayanya narkoba.
Perhatiannya pada isu anti narkoba tidak berkurang sejak era Badan Koordinasi Pelaksana Instruksi Presiden (Bakolak Inpres) hingga Badan Narkotika Nasional (BNN). Dari BNNP DKI Jakarta, dia mendapat gelar “Sahabat BNN”.
Selain itu, Budi Jojo juga dipercaya menjadi mentor tentang cara menulis yang efektif dan menjadi ‘coach’ berbagai pelatihan jurnalistik di instansi pemerintah dan BUMN. Pelatihan diberikan sebagai prasyarat kenaikan Jabfung (pejabat fungsional).
Saat ini Budi Jojo adalah Ketua Forum Pimpinan Media Digital Indonesia, Ketua Asosiasi Media Digital Indonesia (AMDI), pendiri Densus Digital dan aktif di komunitas Indonesia Cyber Security Forum.
Lulusan S2 STIE Bisnis Indonesia ini menulis buku beberapa biografi tokoh. Dia adalah sosok yang netral dalam setiap pemilihan tokoh penting bangsa ini.
Tidak sedikit jurnalis menjadi bagian tim sukses salah satu kandidat, dan kemudian mendapat jabatan strategis, seperti komisaris BUMN atau duta besar. Namun Budi Jojo memilih tetap menjadi jurnalis.
Nama: Budi Raharjo
Lahir: Purwokerto, 7 September 1968
Pendidikan: S2 STIE Bisnis Indonesia